Membedah Visi dan Misi Calon Presiden Dan Wakil Presiden Bidang Agama
22.03
By
Multimedia2 Community
0
komentar
Jakarta, PEMILU.com –
Peneliti Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan (PMB) Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ahmad Najib Burhani mengatakan, ada
hal yang kontras ketika membaca visi dan misi calon presiden yang
diserahkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Joko Widodo – Jusuf Kalla mengusung ‘Islam substantif, sedangkan pasangan Prabowo Subianto – Hatta Radjasa mengusung tema ‘Islam simbolik’
Islam substantif, jelas Najib, tak banyak menggunakan simbol dan jargon Islam, Tapi semangat dan nilai keislaman seperti, keadilan, kesejahteraan dan kemajuan selalu ditekankan. “Sementara Islam simbolik, melihat simbol-simbol keagamaan sebagai sesuatu yang sangat penting,” ujar dia, dalam Dialog Kenegaraan DPD RI, ‘Mengulas Visi, Misi dan Program Dua Calon Presiden/Wakil Presiden’, Jakarta, Rabu (28/5).
Dalam bidang agama, lanjut Najib, Jokowi-JK memberikan prioritas pada penanganan intoleransi keagamaan. Sementara, Prabowo-Hatta hanya menyebut satu program bidang agama, yaitu ‘Mendirikan Lembaga Tabung Haji’.
Simbol-simbol keagamaan lain, seperti pada saat deklarasi keduanya sangat terlihat. Pada acara deklarasi Prabowo -Hatta diawali pembacaan Al Qur’an, dilanjutkan sholat berjamaah di Masjid Sunda Kelapa.
“Simbol-simbol seperti itu tak banyak tampak di Jokowi-JK, yang naik onthel, alat transportasi masyarakat bawah. Istilah yang sering dipakai untuk menggambarkan koalisi adalah ‘koalisi nasionalis (Jokowi-JK) vs ‘koalisi syariah’ (Prabowo – Hatta),” tutur dia.
Lebih jauh, Najib menjelaskan, visi misi Jokowi – JK menegaskan ‘Politik penyeragaman telah mengikis karakter bangsa’. Statemen tersebut secara tegas berhadapan dengan manifesto perjuangan Partai Gerindra bidang agama, yang menekankan penyeragaman dan pemurnian, ‘Negara juga dituntut untuk menjamin kemurnian ajaran agama yang diakui negara dari segala bentuk penistaan dan penyelewengan dari ajaran agama.
Islam substantif, jelas Najib, tak banyak menggunakan simbol dan jargon Islam, Tapi semangat dan nilai keislaman seperti, keadilan, kesejahteraan dan kemajuan selalu ditekankan. “Sementara Islam simbolik, melihat simbol-simbol keagamaan sebagai sesuatu yang sangat penting,” ujar dia, dalam Dialog Kenegaraan DPD RI, ‘Mengulas Visi, Misi dan Program Dua Calon Presiden/Wakil Presiden’, Jakarta, Rabu (28/5).
Dalam bidang agama, lanjut Najib, Jokowi-JK memberikan prioritas pada penanganan intoleransi keagamaan. Sementara, Prabowo-Hatta hanya menyebut satu program bidang agama, yaitu ‘Mendirikan Lembaga Tabung Haji’.
Simbol-simbol keagamaan lain, seperti pada saat deklarasi keduanya sangat terlihat. Pada acara deklarasi Prabowo -Hatta diawali pembacaan Al Qur’an, dilanjutkan sholat berjamaah di Masjid Sunda Kelapa.
“Simbol-simbol seperti itu tak banyak tampak di Jokowi-JK, yang naik onthel, alat transportasi masyarakat bawah. Istilah yang sering dipakai untuk menggambarkan koalisi adalah ‘koalisi nasionalis (Jokowi-JK) vs ‘koalisi syariah’ (Prabowo – Hatta),” tutur dia.
Lebih jauh, Najib menjelaskan, visi misi Jokowi – JK menegaskan ‘Politik penyeragaman telah mengikis karakter bangsa’. Statemen tersebut secara tegas berhadapan dengan manifesto perjuangan Partai Gerindra bidang agama, yang menekankan penyeragaman dan pemurnian, ‘Negara juga dituntut untuk menjamin kemurnian ajaran agama yang diakui negara dari segala bentuk penistaan dan penyelewengan dari ajaran agama.
0 komentar: